Selasa, 05 April 2011

Diagnosis Bakteri

Munculnya gejala penyakit pada tanaman merupakan interaksi antara tiga factor utama, yaitu pathogen yang virulen, tanaman inang yang rentan dan lingkungan yang mendukung. Ketiga factor tersebut saling membantu/mendukung untuk menimbulkan suatu penyakit pada tanaman. Apabila salah satu komponennya tidak mendukung, maka gejala penyakit tidak akan muncul. Oleh karena itu, system tersebut dikenal sebagai segitiga penyakit atau disease triangle.  
 
Diagnosis penyakit tanaman dan identifikasi bakteri penyebabnya sering dilakukan berdasarkan gejala dan adanya eksudat bakteri didalam jaringan tanaman yang terserang. Cara diagnosis tersebut tergolong cepat tetapi biasanya memerlukan pengalaman luas dibidang penyakit bakteri. Pada keadaan dengan pengalaman yang masih terbatas atau diagnosis penyakit karantina yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi maka diagnosis yang lebih akurat sangat diperlukan. Hal ini dapat dicapai melalui prosedur isolasi dan seleksi bakteri, jika perlu dilakukan konfirmasi pengujian pada tanaman inang yang sesuai.
  • dalam mendiaknosis penyakit pada tanaman kita harus melalui beberapa tahapan:
 a. Amati gejala yaitu segala kelainan bentuk atau kelainan sifat tanaman.
b. Pilih bagian tanaman sakit yang memperlihatkan gejala yang belum lanjut
(belum rusak atau busuk keseluruhan) atau terlalu awal. Gejala yang terlalu
lanjut biasanya sudah ditumbuhi cendawan serta bakteri saprofit yang sering
kali mengganggu pertumbuhan bakteri utamanaya. Gejala yang terlalu awal
juga menyulitkan diagnosa karena sukar memperoleh tanda penyakit.
c. Bersamaan dengan melihat gejala ini perlu pula dilihat tanda penyakit untuk
memperkuat hasil pemeriksaan gejala.
d. Gejala dan tanda penyakit yang belum dikenal atau diragukan identifikasinya
yang nampaknya penyebab penyakit tersebut belum pernah dilaporkan
sebelumnya (penyakit baru) maka harus dilakukan serangkaian pengujian
untuk membuktikan hipotesa bahwa bakteri yang diisolasi adalah penyebab
penyakitnya melalui postulat Koch.
e. Gejala yang disertai tanda keberadaan bakteri penyebab penyakit dapat
dilakukan identifikasi lebih lanjut di laboratorium.


gambar tanaman terserang bakteri
Identifikasi Bakteri Penyebab Penyakit

1. Beberapa bakteri penyakit tanaman berada pada permukaan tanaman
atau di dalam tanaman (sebagian besar bakteri). Keberadaan bakteri
dipermukaan atau di dalam tanaman menunjukkan bahwa bakteribakteri
tersebut merupakan penyebab utama penyakit.

2. Pada beberapa kasus, seseorang dengan keahlian tertentu dapat melakukan deteksi dan identifikasi langsung secara visual atau dengan bantuan kaca pembesar. Seringkali identifikasi hanya dapat dilakukan dengan bantuan mikroskop.

3. Tidak semua bakteri tampak pada permukaan tanaman sakit, beberapa lain tampak hanya dari gejala yang ditimbulkan, khususnya untuk bakteri yang berada di dalam tanaman.

4. Sebagian besar bakteri berada pada jaringan yang terinfeksi, antara
lain pada jaringan vascular, jaringan bawah tanaman, dan atau di
dalam perakaran.

untuk bener-bener identifikasi kita juga bisa melakukan metode postulat koch

Postulat Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan oleh Robert Koch pada tahun 1884 dan diterbitkan pada tahun 1890. Menurut Koch, keempatnya harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara parasit dan penyakit (en.wikipedia.org).
Isi Postulat Koch antara lain:
1.Organisme (parasit) harus ditemukan dalam tanaman yang sakit, tidak
pada yang sehat
2.Organisme harus diisolasi dari tanaman sakit dan dibiakkan dalam
kultur murni
3.Organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada
tanaman yang sehat
4.Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari tanaman yang dicobakan
tersebut
Postulat Koch berkembang pada abad ke-19 sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu. Kini, beberapa penyebab infektif diterima sebagai penyebab penyakit walaupun tidak memenuhi semua isi postulat. Oleh karena itu, dalam penegakkan diagnosis mikrobiologis tidak diperlukan pemenuhan keseluruhan postulat.
cara- cara pengendalian penyakit:
Penyakit tanaman dapat berkembang dan menyebar bila kondisi seperti suhu dan kelembaban memenuhi syarat untuk berkembang, selain itu kondisi tanaman dan teknis budidaya juga berperan.
Penyebab penyakit yang sering menyerang tanaman yaitu bakteri dan cendawan.  Bakteri dan cendawan cenderung berkembang pada lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi (>80%), dimana bakteri berkembang pada suhu tinggi (>28oC), sedangkan cendawan pada suhu rendah (<22 -25oC). 
Tanaman yang mengalami stres rentan terhadap serangan penyakit, stres yang dimaksud dapat dikarenakan (1) penggantian media baru dan
(2) penggenangan air di daerah perakaran dalam jangka waktu lama.  

Faktor lainnya adalah salah pemberian pupuk (konsentrasi pupuk yang kurang/lebih dan macam pupuk yang salah).   

Pengaturan jarak tanam ataupun jarak antar pot tanaman di dalam membudidayakan tanaman juga mempengaruhi perkembangan dan penyebaran penyakit.  Semakin rapat jarak antar tanaman memberikan resiko tinggi dalam penyebaran penyakit tersebut.  Demikian pula dengan media tanam yang salah menentukan komposisi dan perbandingannya.  Bila media tanam terlalu lembab dan kuat memegang air maka akan membuat akar tanaman membusuk yang dapat menjadi awal masuknya penyakit.

Solusi selain mencegah dengan menggunakan fungisida dan bakterisida adalah dengan cara kontrol lingkungan dengan membuat lingkungan sekitar tanaman mudah teraliri udara, mengatur penyiraman air, pemberian pupuk yang tepat (konsentrasi,macam pupuk), mengatur jarak antar tanaman dan membuat media tanam tepat komposisi dan perbandingan.
 
Daftar Pustaka
Sitepu, D. and S. Mogi. 1996. Practical strategy to control bacterial wilt disease of gingercrops. p. 173?180. Proc. Seminar on
Integrated Control on Main Diseases of Industrial Crops, Bogor, 13?14 March 1996.Research Institute for Spice and Medicinal Crops, Bogor.
Sumardiyono, C., S.M. Widyastuti, and Y. Assi. 2001. Pengimbasan ketahanan pisang terhadap penyakit layu Fusarium dengan Pseudomonas fluorescens. hlm. 257?259.
Prosiding Kongres XVI dan Seminar Nasional Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Bogor, 22?24 Agustus 2001.
terima kasih!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar